Paku Simpai | Cibotium barometz (L.) J.Sm.
Paku simpai termasuk dalam Familia Dicksoniaceae. Tanaman ini merupakan tumbuhan paku menahun dengan tinggi 2,5 – 3 m yang tumbuh liar di tepi tebing, lereng bukit, jurang, dan tempat-tempat rindang lainnya atau ditanam sebagai tanaman hias di daerah wisata.
Batangnya kuat, dan pada batang dan tangkai daunnya ditumbuhi rambut berwarna kuning emas yang disebut pili cibotii. Tumbuhan paku ini mempunyai rimpang yang tebal dan berdaging.
Daunnya seperti kulit dan berkumpul di ujung batang dan terletak berseling, bertangkai panjang dengan pangkal daun berambut dan berwarna kuning. Helaian daunnya besar dan berupa daun majemuk menyirip ganda tiga dengan anak daun kecil-kecil yang permukaan atas daunnya berwarna hijau tua dan permukaan bawahnya berwarna abu-abu muda. Ujung daun pada anak daun tumbuhan paku runcing dengan pangkal daun tumpul dan tepi daun bergerigi.
Paku simpai mempunyai sifat kimiawi dengan rasa pahit, manis, dan hangat yang masuk ke meridian hati dan ginjal sebagai anti rematik, menguatkan tulang punggung dan lutut.
Kandungan kimia yang terdapat dalam paku simpai antara lain alkaloid, essential oil, vitamin E, aspidinol, kanji, dan tanin.
Bagian rimpang dan rambut kuning yang melapisi batang tumbuhan ini dapat digunakan untuk pengobatan yaitu dengan cara membersihkan akar dan rambut-rambut yang melapisi rimpangnya kemudian rimpang dipotong tipis-tipis lalu dikukus dan dijemur sampai kering untuk disimpan. Rambut batang yang berwarna kuning dibersihkan lalu jemur dan setelah kering digiling menjadi bubuk.
Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tumbuhan ini antara lain :
Rimpangnya dapat mengobati :
-Sakit pinggang (lumbagor), tulang-tulang nyeri akibat flu
-Rematik, keseleo
-Kaki dan tangan lemah dan sakit
-Lumpuh setengah lemah dan sakit
-Lumpuh setengah badan (hemiplegia)
-Rasa baal tangan dan kaki
-Banyak kencing (Polyuria)
-Keluar sperma malam hari
-Keputihan (Leucorrhea)
Rambut batang yang berwarna kuning dapat mengobati :
-Perdarahan pada bisul dan luka
Pengobatan menggunakan tumbuhan ini untuk pemakaian dalam dapat dilakukan dengan cara merebus 5 – 15 gr paku simpai atau merendamnya dalam anggur kemudian diminum. Sedangkan untuk pemakaian luar dapat dilakukan dengan cara merebus herba dan menggunakan air rebusannya untuk mencuci bagian yang sakit atau menggiling herba menjadi bubuk dan dibubuhkan ke tempat yang sakit.
Khusus untuk penyakit tangan dan tungkai lemah dan sakit serta lumpuh setenga badan, pengobatan dapat dilakukan dengan cara : merebus campuran dari 15 gr Cibotium barometz dengan masing-masing 12 gr Achyranthes bidentata, Piper kadsura, Chaenomeles lagenaria dan masing-masing 10 gr ranting Morus alba, Dipsacus asper, Eucommia ulmoides, Angelica sinensis, Gentiana macrophylla, ranting Cinnamomum cassia kemudian menggunakan air rebusannya untuk diminum.
Catatan :
Hati-hati untuk penderita lemah Yin dan panas, kencing kurang lancar. Sudah dibuat obat paten berupa pil dan tablet.