Gagal Berulang Kali

   

Sejak kecil Jordan memiliki ketertarikan dalam bidang olah raga. Salah satu cabang olah raga kesukaannya adalah bola basket.

    Saat baru duduk di bangku SMA, Jordan pernah ditolak saat ingin mengikuti seleksi masuk tim basket sekolahnya. Alasan utama pada saat itu adalah karena badannya yang terlalu pendek. Selain itu, ia juga dinilai kurang mahir dalam permainan tersebut.

    Jordan sangat sedih mendengar hal itu, tapi ia tak menyerah. Ia tetap berlatih dengan giat setiap hari di rumah. Tidak hanya tekniknya, ia juga melatih fisiknya dengan sangat keras dan disiplin. Dua tahun berikutnya, ia kembali mengikuti seleksi tim sekolahnya dan diterima.

    Meski sudah diterima dalam tim, ia tidak langsung puas dan bermalas-malasan. Ia tetap rajin berlatih, bahkan ia sering pulang terlambat karena latihan tambahan.

    Pada kompetisi SMA tahun 1981 Jordan membuktikan kerja kerasnya. Pada game pertamanya, ia berhasil mencetak 40 angka. Ia juga memiliki statistik yang mengesankan, rata-rata 25 angka per game, dan memenangkan kompetisi SMA di tahun yang sama.

    Sejak saat itu karier basketnya terus menanjak. Ia bergabung dengan tim Universitas Carolina Utara dan memenangkan beberapa kompetisi pada tahun 1983 dan 1984. Kemudian ia mendapat kontrak dan bergabung dalam tim Chicago Bulls pada tahun 1984.

    Karir Jordan di dunia basket professional NBA sangat gemilang. Ia mengantarkan timnya menjadi juara sebanyak enam kali, lima kali menjadi MVP di sepanjang musim, dan empat belas kali masuk ke dalam NBA All Stars.

    Ia pensiun tahun 2003 dan tercatat sebagai pemain yang mencetak angka terbanyak kedua dalam satu musim. Kini Jordan menjadi pemilik klub NBA, pebisnis, dan salah satu legenda basket sepanjang masa.

Contoh cerita inspiratif singkat yang diangkat dari kisah kehidupan nyata Michael Jordan tadi mengajarkan tentang sifat pantang menyerah. Bagi Jordan, kesalahan dan kekalahan tidak menjadi masalah, tidak berani mencoba adalah kegagalan sesungguhnya.

Dalam sebuah wawancara, Jordan pernah berkata, “Aku telah melewatkan lebih dari 9000 kesempatan mencetak angka dan kalah lebih dari 300 game sepanjang karir. Aku dipercaya melakukan lemparan penentuan juara dan gagal sebanyak 26 kali. Aku telah gagal dan gagal, berulang kali dalam hidupku, itu sebabnya kini aku sukses.”