Tanaman ini memiliki banyak nama seperti dringo, jeurunger (Aceh), jerango (Gayo, Batak), jarianggu (Minangkabau), daringo (Sunda), dlingo (Jawa Tengah), jharango (Madura), jangu kaliraga (FLores), jeringo (Sasak), kareango (makasar), kalamunga (Minahasa), areango (Bugis), ai wahu (Ambon), dan bila (Buru)
Rimpang dringo
Rimpang dringo mengandung minyak atsiri, tanin, protein, dan kalsium oksalat. Kandungan minyak atsirinya mempunyai efek analgetik terhadap susunan sayaraf pusat. Secara tradisional rimpang dringo digunakan sebagai obat encok/rematik, bengkak, demam, dll.
Akar dringo
Akar dringo berguna sebagai afrodisiak, karminatif, diaporesis, emmenagogue (menstrimulasi aliran dara h di pelvis dan uretus, serta menstimulasi menstruasi), ekspektoran, febrifuge (menurunkan panas), hipotensif, sedatif, stimulan, stomakik, mildly tonic, dan vermifuge. Untuk penyakit dalam, tanaman ini digunakan sebagai tonikum dan perangsang nafsu makan. Untuk penggunaan luar, tanaman ini bisa mengobati penyakit kulit, nyeri ermatik, dan indusnya dapat merangsang terjadinya aborsi. Akar yang dikunyah dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap peyakit serta dapat menghilangkan kecanduan rokok . Tepung karnya dapat dihirup untuk menyembuhkan pilek.
Aromanya yang menyejukan dimanfaatkan untuk pembuatan parfum. Namun jika digunakan dalam dosis berlebih dapat menyebabkan halusinasi.