Kami bersahabat dengan TOA, bedug masjid

BERSAHABAT DENGAN TOA Kami Bersahabat dengan TOA. Setiap Hari, Tidak hanya pagi, siang, sore, malam dan bahkan menjelang fajar kami membangunkan umat dengan TOA. Kami tenang tenang saja dan tidak tersinggung ketika TOA di atur Volumenya. Tidak Hanya ADZAN yang kalian Goreng di tengah Pandemi minyak Tapi juga menteri Agama di goreng2 dengan aksi di medsos. Saya masih ingat apa kata kalian. Masjid pakai bedug dan kentongan kalian teriak Bidah zaman rosul tidak di kenal. Tidak hanya itu kalian terlalu sangat SENSITIF dengan TOA. Kami pakai TOA untuk memakainya sebelum adzan, baca ayat "innallaha wa malaikatahu...": kamu protes kamu bilang gak ada contoh. Dan kami baca juga Sebelum adzan baca "SubhanaAllahi wal hamdulillah...": kamu Salahkan juga. Setelah Adzan kami Doa setelah adzan ada kalimat "innaka la tukhlifu al-mi'ad": katamu itu mana Dasarnya !! Juga Setelah kami adzan salawatan sebelum Qomat kamu bilang seperti Nyanyi nyanyian. Kami Niat shalat dengan lafadz pakai "ushalli" Kamu juga Rewel. Doaku pada iftitah pakai "Inni" wajjahtu, kamu bilang dari kitab shohih sampai yang paling dhoif gak ada dasarnya. Ada Imamku yang Baca masih logat jawa "an'ngamta ngalaihim" kamu serang juga. Kami doa Tahiyyat pakai "Sayyidina" katamu tidak sesuai tex Aslinya. Usai Sholat kami DZIKIR KERAS, dan Salaman kamu ribut juga. Setelah doa kami bilang "al-Fatihah.." Nabi tidak contohkan. Waktu doa setelah shalat kami angkat tangan dan cium tangan Kiyai dengan menunduk, kamu bid'ahkan bahkan kamu bilang syirik karena serupa, sebanding dan menyamakan dengan sujud kepada manusia. Sekarang ada orang NU jadi menteri Agama gara gara mengatur TOA dan memberi Contoh misal Gonggongan Anjing, langsung serang, goreng dan rame rame menghukumi. Kami yang bersahabat dengan TOA saja tenang tenang saja, tidak merasa tersinggung, anda yang suka salahkan Suara TOA kok sibuk amat broo. Kemaren anda diam saja ketika ada kalimat WAYANG DI MUSNAHKAN , tapi usut punya usut karena wayang tidak Pakai TOA di masjid ya..?? Atau ada kalimat jawa yang terkenal : "Lamun seneng ora kurang pengalem, lamun ora seneng ora kurang Penacat" (Kalau senang di puji puji kalau tidak senang selalu di salahkan) Jangankan Gus Menteri berbicara, beliau diam saja juga pasti di cari cari kesalahannya. Ada cela sedikit untuk serang pintu masuknya lewat TOA Masjid. Belum lagi bila lihat ke belakang, setback beliaulah selaku Ketua GP ANSHOR, sebagai garda terdepan dan orang yg paling gigih membubarkan HTI hingga di bubarkannya Ormas tersebut menjadi Ormas terlarang. Dan sekarang tengoklah mereka, yg bersuara Lantang kritisi gus menteri adalah dari golongan mereka dan mereka yg mendukung perjuangan dan selama ini bergerak bersama mereka. Sementara yang bersahabat dengan TOA hanya senyum senyum saja melihat sandiwara berjudul biarkan TOA MASJID tetap berkumandang Kafilah tetap berlalu.